Selasa, 03 Juli 2012

Budaya dukun Di Indonesia

Budaya dukun (paranormal) Di Indonesia

Budaya : dukun-dukun gunung bromo


LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Sa i (60), seorang calon dukun, merapalkan mantra pulun sebagai ujian pengukuhan dukun pandhita pada Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten di kawasan laut pasir Tengger, Jawa Timur, Minggu (6/9) dini hari. Dukun pandhita adalah tokoh masyarakat yang menjadi kunci kehidupan spiritual dan tradisi masyarakat Tengger secara komunal.
SUKU TENGGER
Dukun-dukun Gunung Bromo

Laksana Agung Saputra

Purnama sempurna pada hari ke-14 bulan Kasada. Dalam temaram cahayanya yang menyapu lembut laut pasir Tengger, ritual inti Yadnya Kasada digelar pada suhu udara 2-5 derajat celsius.Prosesi Yadnya Kasada dimulai sejak 28 Agustus.Puncaknya adalah ritual di Pura Luhur Poten di laut pasir Tengger, Minggu (6/9) dini hari.Prosesi dilanjutkan dengan labuh sesaji ke dalam kawah Gunung Bromo, sebuah peringatan atas sebuah legenda yang diyakini sebagai cikal bakal masyarakat Tengger.Di pelataran utama Pura Luhur Poten berdiri sebuah pendapa berukuran 10 meter x 10 meter menghadap ke selatan, persis ke arah Padmasana. Pendapa itu memiliki bangunan sayap di kanan-kirinya, yang masing-masing bentuknya memanjang.Sayap timur merupakan tempat bagi para dukun, sesaji, dan warga dari desa-desa masyarakat Tengger di kawasan sebelah timur laut pasir, yakni wilayah Kabupaten Probolinggo dan Lumajang.Sementara sayap barat merupakan tempat bagi dukun, sesaji, dan warga dari desa-desa masyarakat Tengger di kawasan sebelah barat laut pasir, yakni wilayah Kabupaten Pasuruan dan Malang.Tak kurang 47 dukun mewakili desanya masing-masing hadir dalam Yadnya Kasada tahun ini.Mereka memakai pakaian putih atau hitam dipadu celana hitam dengan kombinasi kain batik.Selendang kuning menyilang di dada menjadi tanda bahwa mereka adalah dukun.Tak ketinggalan tentunya ikat bermotif batik diikat menutupi kepala.Para dukun itu tergabung dalam Perkumpulan Dukun Sekawasan Tengger atau sering disebut Paruman Dukun Tengger.Saat ini, Ketua Paruman Dukun Tengger adalah Mujono, dukun Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Mantra pulun
Sekitar pukul 03.00, ritual Yadnya Kasada dimulai.Prosesinya meliputi pembacaan sejarah Kasada, puja stuti dukun pandhita, mulunen, dan mekakat atau upacara penutup.Di antara prosesi itu, mulunen selalu menarik perhatian umat.Mulunen adalah wisuda samkara atau upacara ujian sekaligus pengukuhan dukun baru.Upacara ini hanya bisa digelar dalam prosesi Yadnya Kasada.Disebut mulunen karena calon dukun harus merapalkan mantra pulun.Mantra ini hanya dirapalkan saat wisuda samkara dan unan-unan (tradisi 5 tahunan).Seorang dukun dinyatakan lulus apabila mampu merapalkan mantra pulun dengan lancar. Kesempatan hanya diberikan maksimal tiga kali.”Kalau pertama kali merapalkan lancar, ya langsung dianggap lulus.Tetapi kalau masih kurang lancar, maka diberi kesempatan dua kali lagi.Kalau pada kesempatan ketiga tidak lancar juga, ya dianggap tidak lulus,” kata Ketua Paruman Dukun Tengger Mujono.Setiap desa Tengger memiliki satu dukun.Desa yang penduduknya padat, seperti Ngadisari, bisa dimungkinkan memiliki dua dukun.Pergantian dukun bisa dilakukan jika dukun lama meninggal atau mengajukan pengunduran diri karena sakit atau sudah terlalu tua.Pada Yadnya Kasada tahun ini, dua desa mengajukan calon dukun baru, yakni Desa Gemito, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, dan Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang. Masing-masing adalah Sumal (40) dan Sa’i (60).Begitu upacara mulunen akan dimulai, keduanya diarak menuju pendapa utama. Saat merapalkan mantra pulun, calon dukun diapit tiga dukun, yakni Ketua Paruman, Wakil Ketua Paruman, dan dukun lain yang dituakan.Sumal yang mendapat giliran pertama langsung mengambil tempat menghadap Padmasana.Setelah menerima instruksi, ayah tiga anak itu langsung merapalkan mantra pulun.Mantra harus dirapalkan secara cepat dan lancar.Pada kesempatan pertama ia gagal. Mulutnya berhenti bergerak saat sampai pada seloka atau bait kedua. Hal sama terjadi pada kesempatan kedua. Akhirnya, Sumal berhasil menyelesaikan mantra pada kesempatan ketiga atau terakhir.”Kados pundi sedulur brang wetan? Kados pundi sedulur brang kulon?” tanya Mujono, meminta penilaian dari forum dukun.”Lulus,” kata dukun-dukun di sayap timur dan barat.Dukun dari kawasan timur disebut saudara seberang timur atau sedulur brang wetan.Sementara dukun dari kawasan barat disebut saudara seberang barat atau sedulur brang kulon.Berikutnya adalah Sa’i. Ayah empat anak dan kakek dua cucu itu dengan lancar menuntaskan mantra pulun pada kesempatan pertama sehingga sedulur brang wetan dan kulon pun langsung sepakat meluluskan dia.Mujono kemudian memberikan piagam kepada Sumal dan Sa’i sebagai tanda pengukuhan dukun sah. Dalam piagam dengan kop Paruman Dukun Sekawasan Tengger itu, masing-masing dinyatakan lulus dengan predikat baik dan berkewajiban Ngloka Pala Sraya atau melayani umat menjalankan ajaran agama Hindu.”Lega rasanya.Lega bisa dilantik menjadi dukun,” kata Sa’i seusai upacara.Rona kelegaan pun bersinar di wajah Sumal.”Untung saya berhasil pada kesempatan terakhir,” kata Sumal yang baru belajar mantra pulun dalam tiga hari terakhir.
Mistis
Menurut kisah para dukun, wisuda samkara selalu diliputi nuansa mistis.Contohnya sebagaimana dialami Marji’in (50), calon dukun dari Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, beberapa tahun silam.Marji’in adalah pembantu dukun selama bertahun-tahun.Soal merapal mantra, Marji’in bisa dikatakan sudah mumpuni. Namun, saat merapal mantra pulun pada mulunen, ia gagal dalam dua kesempatan pertama. Pada kesempatan terakhir, Marji’in tak mampu mengeluarkan satu kata pun. Kepalanya hanya bergeleng-geleng ke kanan-kiri.Pembantu dukun itu pun akhirnya dinyatakan tak lulus ujian. Sebaliknya, Sukaryono (48), calon dukun lainnya, lulus dengan lancar meski tidak mempunyai latar belakang sebagai pembantu dukun.”Aneh memang.Tapi itulah kenyataannya. Beberapa calon dukun tidak lulus ujian meski sebelumnya fasih merapalkan mantra pulun,” kata Wakil Ketua Paruman Dukun Sekawasan Tengger Sutomo.Dalam tradisi Tengger, terdapat 71 bab dan 165 lanjaran mantra serta 6 jenis mekakat atau sambutan. Setiap mantra rata-rata terdiri atas empat bait. Mantra pulun yang terdiri atas dua bait sebenarnya termasuk yang terpendek.Untuk menjadi dukun, menurut Sutomo, tentu saja syaratnya tidak sebatas mampu merapalkan mantra pulun, tetapi semua mantra.Calon dukun setidak-tidaknya harus hafal 50 persen mantra yang umum dipakai.Selebihnya bisa dihafalkan kemudian.Namun, sebelum mulunen, calon dukun harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami sejarah dan tradisi masyarakat Tengger.Calon dukun juga diwajibkan menguasai kalender Tengger karena semua kegiatan tradisi dan keagamaan didasarkan pada perhitungan kalender tersebut.Seorang dukun juga harus menjaga kesucian hidup dan berkomitmen melayani umatnya.
Dukun gedhe
Ada dua macam dukun di Tengger, yakni dukun gedhe dan dukun cilik.Dukun gedhe atau tepatnya disebut dukun pandhita adalah pemimpin agama sekaligus tradisi yang hanya bisa dikukuhkan dalam Yadnya Kasada. Sementara dukun cilik adalah dukun sebagaimana istilah dukun yang dikenal di daerah lain. Biasanya, status dukun cilik didapat dari pengakuan warga karena seseorang memiliki kemampuan tertentu, misalnya kemampuan mengobati.Tugas dukun pandhita pertama-tama adalah menjaga kesucian diri sendiri.Kedua, menentukan hari baik untuk semua upacara.Ketiga, melaksanakan upacara.Dan, keempat, membimbing umat.Upacara-upacara yang diselenggarakan dukun pandhita tidak hanya upacara agama Hindu yang juga dirayakan umat di daerah lain, misalnya Nyepi, tetapi juga upacara tradisi khas Tengger sendiri. Dalam Hindu dikenal istilah Desa Kalapatra.Artinya, setiap umat Hindu diberi kebebasan menghayati agamanya sesuai dengan konteks budaya lokal.Ada pemeo di kalangan masyarakat Tengger, lebih baik tidak memiliki kepala desa daripada tidak memiliki dukun pandhita.Ini menunjukkan pentingnya dukun dalam kehidupan masyarakat Tengger.Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto menyatakan, dukun pandhita adalah kunci kehidupan tradisi dan spiritual masyarakat Tengger.Sebab, dialah yang menentukan seluruh kalender kegiatan tradisi dan keagamaan, termasuk menyelenggarakannya.”Selain pemimpin spiritual, dukun pandhita juga menjadi panutan dan acuan dalam kehidupan sosial.Ia adalah tokoh masyarakat,” kata Bambang.
Manasuka
Dukun pandhita termasuk dalam struktur lembaga PHDI di kabupaten masing-masing.Namun, mereka tidak mendapat gaji.Mereka menerima imbalan uang dari upacara-upacara yang dipimpinnya, baik upacara yang bersifat massal, seperti Yadnya Kasada, maupun upacara yang bersifat pribadi, misalnya upacara meruwat anak.”Besarnya imbalan manasuka atau suka-suka sesuai kemampuan yang punya hajatan.Tapi rata-rata Rp 75.000 sampai Rp 100.000 per upacara,” kata Sutomo.Menjadi dukun pandhita memang bukan jalan yang menjanjikan kesejahteraan materi seperti anggota legislatif.Guna menopang hidup keluarga, semua dukun harus bekerja layaknya masyarakat awam Tengger, yakni mencangkul di ladang.Pada hari ke-14 bulan Kasada itu, Sumal dan Sa’i telah menjadi dukun pandhita.Dan, tugas mereka baru saja dimulai.


Kesimpulan    :     Budaya dukun di Indonesia masih terlihat jelas, karena Indonesia terdiri dari
berbagai    suku dan dari tiap suku tersuebut biasanya memiliki dukun yang
berguna dalam upacara adat maupun dalam soal mengobati. Namun tidak
sedikit pula yang berfungsi lain, seperti santet dan pelet.   

Dukun-dukun Gunung Bromo
KOMPAS, Sabtu, 12 September 2009

1 komentar:

  1. sujud sukur berkat bantuan aki pramadi,,,dan berkat imformasi dari member-member aki pramadi,,,yang telah meyampaikan bahwa jika anda ingin mengubah nasib melalui angka togel ghoib hubungi AKI PRAMADI,,,dan TADI malam saya sudah buktikan berkat bantuan AKI PRAMADI,,,yang telah memberikan angka togel ghoib SGP 4D (8233) tadi malam 19-12-2015 akhirnya saya menang 500 juta,,,dan insyaallah saya bisa lunasi semua hutang-hutang saya yang lagi di BANK,,,sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terimah kasih kepada AKI PRAMADI,,,dan member-member.nya yang telah mengimformasikan keberhasilanya,,,dan saya turut mengimformasikan,,,jika anda merasa punya beban (hutang)yang sudah lama belum bisa terlunasi,,,dan ingin mengubah nasib lebih layak dibandingkan nasib yang sekarang seperti saya,,,dan member-member yang lain silahkan hubungi AKI PRAMADI DI nomor,,,082~349~535~132,,BELIAU BISA MEMBANTU DI PUTARAN APAPUN,ATAU ANDA BUTUH PESUGIHAN SILAHKAN HUB AKI PRAMADI DEMIKIAN KISAH NYATA DARI SAYA

    BalasHapus